Pages

Sunday, 23 December 2012

Pemetaan Terestris

Posted by Unknown at 04:10
Pengoperasian Alat Waterpass

Waterpass harus disetel sebelum memulai operasi sifat datar. Setelah alat disetel, operasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan pembacaan sampai ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari penentuan posisi dimana salib sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat hasil pembacaan tersebut. Tiap alat  yang dipasang memerlukan satu pembacaan bidik belakang untuk menetapkan tinggi alat dan paling sedikit satu pembacaan bidik muka untuk menentukan elevasi titik di sebelah muka (sebuah titik stasiun atau elevasi). Pembacaan halus biasanya sampai 0,01 ft kecuali digunakan target pada rambu ukur. Target tunggal yang dibaca dapat menimbulkan kesalahan tak sengaja. Tambahan bidik muka dapat dilakukan terhadap titik-titik lain yang dsapat dilihat dari tempat alat dipasang apabila elevasi titik-titiki ini juga diperlukan. Tergantung pada tipe survei dan alat yang dipakai, baik benang tengah, semua ketiga benang salib sumbu, atau cara dengan mikrometer dapat digunakan untuk melakukan pembacaan. (Wirshing, 1995).

Langkah-langkah Untuk Mengambil Pembacaan Sebuah Waterpass


1.      Waterpass dipasang dan didatarkan
2.      Teropong diarahkan sedemikian rupa sehingga benang vertikal berimpit dengan salah satu sisi rambu ukur dan alat dikunci.
3.      Lensa objektif difokuskan dan paralaks dihapus.
4.      Gelembung nivo diperiksa, digeser ke tengah dan disetel kalau perlu.
5.      Rambu ukur dibaca dan hasilnya dicatat.
6.      Gelembung nivo diperiksa lagi apakah masih tetap di tengah-tengah. Apabila gelembung tergeser dari tengah-tangah, ia harus diketengahkan lagi dan pembacaan diulangi.
7.      Setelah pemegang alat merasa puas bahwa gelembung tetap di tengah-tengah ketika pembacaan dilakukan, selisih pembacaan antara benang atas dan benang bawah dibaca untuk mengukur jarak dari waterpass sampai mistar ukur. Jarak ini dipakai untuk menyeimbangkan jarak bidik muka dan bidik belakang dan cukup dibaca sampai ketelitian sentimeter terdekat.
8.      Pemegang alat memberi tanda kepada pemegang rambu ukur untuk maju ke posisi berikutnya.
9.      Kunci teropong dibuka, teropong diputar, diarahkan ke posisi rambu ukur berikutnya dan difokuskan. Paralaks dihapus, posisi gelembung nivo diperiksa apakah masih di tengah-tengah, ramb u ukur dibaca, dan posisi gelembung nivo diperiksa ulang.
10.  Tahapan-tahapan ini diulangi sampai jumlah bidik muka yang diinginkan diambil dan sebuah titik stasiun ditetapkan. Jarak rambu ukur pada titiki stasiun diukur dan dicatat. Pemegang rambu ukur kemudian mengambil posisi di atas stasiun.
11.  Waterpass dipindahkan ke posisi pemasangan berikutnya dan prosedur ini diulangi. (Wirshing, 1995
Prinsip pengukuran Beda Tinggi
Penghitungan beda tinggi antara dua titik yang diukur dengan waterpass dapat dihitung dengan rumus
ΔH = BTB – BT
Keterangan :
BTB : Benang tengah belakang
BTM : Benang tengah muka
Istilah-istilah :
-          1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu belakang.
-         1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang ± 1-2 km yang terbagi dalam slag yang genap dan diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
(Nurjati, 2004 ).

 Sipat Datar Profil
Sipat datar profil bertujuan untuk menentukan bentuk permukaan tanah atau tinggi rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, baik secara memanjang maupun melintang.
Pengukuran profil dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tinggi rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, yaitu dengan mengukura ketinggian dari masing-masing titik. Hasil pengukuran ini merupakan informasi untuk perencanaan jalan raya, jalan kereta api, irigasi jalur pipa dan lain-lain, seperti dalam:
1.      Menentukan gradien yang cocok untuk pekerjaan konstruksi.
2.      Menghitung volume pekerjaan.
3.      Menghitung volume galian dan timbunan yang perlu disiapkan.
 Pengukuran Sipat Datar Profil dibagi menjadi dua pekerjaan yaitu sipat datar profil memanjang dan sipat datar profil melintang sedangkan pada tahap penggambaran, biasanya dilakukan penggambaran situasi sepanjang jalur pengukuran sipat datar profil memanjang maupun melintang dengan skala yang berbeda agar kondisi tanah secara vertikal akan lebih jelas terlihat. (Nurjati, 2004).
a. Profil Memanjang 
Pelaksanaan pengukuran Sipat datar profil memanjang tidak jauh berbeda dengan sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya merupakan titik ikat bagi sipat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai ketentuan sebagai berikut :
  •     Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tenah (as) jalur pengukuran dan dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan tanah. 
  •         Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis. 
Cara Pengukuran :
Alat dia atas titik
Profil Memanjang Alat di Atas Titik
                          i.      Tempatkan alat sipat datar diatas patok (A).
                         ii.      Lakukan centering, sehingga alat tepat di atas titik A.
                        iii.      Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
                        iv.      Ukur tinggi alat diatas patok.
                         v.      Bidik rambu pada titik 1 kemudian baca BA, BT dan BB.
                        vi.      Hitung d (jarak) dari alat ke rambu, d=(BA-BB).100
                  vii.  Lakukan hal yang sama (v, vi, vii) pada setiap titik relief (ii, iii, dst) ini pada seksi AB, untuk pengukuran pada seksi BC, maka alat isa dipindahkan pada titik B.
                     viii.      Lakukan urut-urutan dari nomor i s/d vii.
                        ix.      Hitungan : H1 = HA+∆HA1
                     H2 = HA+∆HA2
            Hn = HA+∆HAn    (Nurjati, 2004 )

b. Profil melintang


Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus pada arah datang dan arah belokan selanjutnya.
Arah potongan melintang
Cara Pengukuran :
Alat di Atas Titik
i.              Tempatkan alat di atas titik A.
ii.            Lakukan centering.
iii.          Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
iv.          Ukur tinggi alat diatas patok.
v.            Bidik rambu diatas titik 1. Baca BA, BT dan BB.
vi.          Hitung jarak optis dari alat ke rambu 1, d =(BA-BB).100
vii.        Lakukan hal yang sama (v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan seterusnya sebagai titik-titik relief.
viii.      Demikian juga point 1 s/d 8 dilakukan pada setiap potongan melintang.
(Nurjati, 2004 ).

0 comments:

Post a Comment

Adnindya's Home


View Rumah Adnindya R F in a larger map
Powered by Blogger.
 

Geo Share Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review